- Dampak Positif dan Negatif Bagi Mahasiswa
Dampak Positif:
1.Meningkatkan kepercayaan diri
2.Meningkatkan value diri
3.Membuat dirimu jadi lebih stand out.
4.Menjadi komunikator yang baik.
5.Membangun koneksi lebih luas.
Dampak negatif:
Dampak negatifnya adalah mahsiswa tidak percaya diri daam menyampaikan sesuatu karena tidak menggunakan bahasa yang benar saat berbicara.Dan mahasiswa juga memilih untuk diam karena malu dan taku disalahkan
- Dampak Positif dan Negatif Bagi Guru
Dampak Positif:
1.Meningkatkan kepercayaan diri
2.Meningkatkan value diri
3.Membuat dirimu jadi lebih stand out.
4.Menjadi komunikator yang baik.
5.Membangun koneksi lebih luas.
Dampak negatif:
Dampak negatifnya adalah guru tidak percaya diri dalam mengajarkankan sesuatu materi karena tidak menggunakan bahasa yang benar saat mengajar dan dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi siswa karna akan mengikuti jejak seorang guru menggunakan bahasa yang tidak baik dan benar.
GURU ADALAH AGEN PENGGERAK
PERUBAHAN
Untuk mengembangkan profesi guru di era sekarang ini, guru penggerak dapat dijadikan contoh sebagai agen perubahan dan kemajuan dalam dunia pendidikan. Kehadiran guru penggerak diharapakan dapat menjadi pemimpin-pemimpin di bidang pendidikan masa depan yang mampu melahirkan generasi bangsa Indonesia yang unggul. Pada dasarnya guru penggerak merupakan pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang siswa secara holistik, aktif, dan proaktif. peranannya juga ikut serta mendorong pendidik lainnya untuk menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta dapat menjadi agen transformasi untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.Guru penggerak inovatif adalah guru yang memiliki kemampuan untuk menemukan ide-ide atau gagasan baru tentang metode, media, dan suasana pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik dan menyenangkan. Guru penggerak inovatif selalu mencari cara-cara baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendorong peserta didik untuk belajar lebih aktif dan kreatif.
Melalui Program Guru Penggerak, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengajak para guru untuk menjadi Guru Penggerak. Program ini bertujuan menciptakan pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid.Program Guru Penggerak akan menciptakan guru yang dapat mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi secara mandiri. Selain itu program ini juga menciptakan guru yang memiliki kematangan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.Guru penggerak nantinya harus dapat merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua. Guru penggerak juga dapat berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kemampuan kepemimpinan murid. Selain itu, guru penggerak dapat mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
Seorang Guru Penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan lima cara berikut.
1.Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan wilayahnya.
2.Menjadi pendamping bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah
3.Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah
4.Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
5.Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah untuk memajukan pendidikan di indonesia.
Guru penggerak menjadi salah satu upaya dalam mewujudkan guru yang berkompeten agar tujuan pendidikan yang terkandung dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1dapattercapai.Salahsatu isi penting dalam Undang-undang tersebut diantara nya adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dan keterlibatan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (SunaryoKartadinata, 2010). Dengan tujuan tersebut tentunya tidakakan bisa terealisasi apabila guru sebagai penggerak pendidikan tidak memahami model, pendekatan,metode,danstrategi yang perlu dikembangkan pada pembelajaran abad-21. Untuk menjawab tantangan pendidikan pada abad-21 ini, maka program guru penggerak menjadi salah satu upaya dalam mengembangkan kompetensi pedagogi guru. Dengan demikian, peran guru penggerak sebagai salah satu upaya mengembangkan pembelajaran di abad-21 ini memiliki tujuan untuk dapat mengembangkan konsep berpikir visioner, kritis dan kraetif agar para guru penggerak dapat menemukan dan mengeskplorasi hal-hal baru agar menghasilkan siswa-siswi yang kritis,kreatif dan unggul dengan landasan utama profil pelajar pancasila. Filsafat progresivisme dan pemikiran Ki Hajar Dewantara menjadi salah satu alasan bagi dunia pendidikan Indonesia untuk dapat mengembangkan kurikulum yang berpusat pada perkembangan dan Pengetahuan – pengetahuan yang baru. Untuk itu, menjadi sangat penting program guru penggerak sebagi langkah untuk mewujudkan cita-cita pendidikan nasional.Secara garis besar program guru penggerak ini untuk menstimulus potensi guru agar lebih berkembang merujuk pada nilai-nilai pancasila agar bisa mengimplementasikan nilai pancasila kepada para pelajar secara integratif dengan berbagai bidang studi yang ada. Peran guru penggerak berfungsi sebagai roda perubahan pendidikan kearah yang lebih maju dengan mengubah pardigma pendidikan yang berpusat para murid dan mengkonstruk ekosistem pendidikan yang lebih baik lagi, Program guru penggerak menjadi salah satu program yang sangat baik dalam mengembangkan kemampuan guru. Untuk itu, program ini perludikembangkan lagi secara komprehensif dan terus dilanjutkan karena memiliki ke bermanfaatan yang banyak.
PENTINGNYA PEMILIHAN TEKNIK DAN METODE YANG TEPAT DALAM
PEMBELAJARAN MENULIS,MENYIMAK DAN BERBICARA
DIKELAS RENDAH
Teknik adalah aktivitas tertentu yang diterapkan di dalam kelas yang
sesuai dengan metode dan sesuai pula dengan pendekatan. Teknik bersifat
implementasional sebab teknik merupakan implementasi perencanaan
pengajaran di depan kelas atau aplikasi dari metode di dalam pembelajaran.
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang
telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik
yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru untuk
berinovasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil
dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu
mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa,
dan kondisi-kondisi yang lain. Jadi, teknik pembelajaran yang digunakan oleh
guru dapat bervariasi, dimana untuk metode yang sama dapat digunakan
teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran
adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran
ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun
berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi
dasar penentuan teknik pembelajaran. Oleh karenanya, dari suatu pendekatan
dapat diterapkan teknik pembelajaran yang berbeda-beda. Berikut ini adalah
teknik-teknik yang biasa digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
1.Teknik pembelajaran menyimak
a. Simak-ulang ucap
Teknik simak – ulang ucap biasanya digunakan dalam melatih
siswa melafalkan dengan tepat unit-unit bahasa mulai dari unit
terkecil sampai unit terbesar misalnya fonem, kata, kelompok kata,
kalimat, dan paragraf atau wacana pendek.Model ucapan yang akan
diperdengarkan dan tiru oleh siswa harus dipersiapkan secara cermat
oleh guru. Bila memungkinkan guru dapat merekam model itu dalam
pita rekaman.
b. Simak-tulis (dikte)
Teknik simak – tulis dikenal juga dengan dikte. Latihan dikte
menuntut keseriusan siswa seperti memusatkan perhatian, mengenali
fonem, tanda-tanda baca, penulisan huruf besar, membedakan ujaran
langsung dan tak langsung, memperhatikan permulaan atau akhir
paragraf dsb.
c. Simak-kerjakan
Teknik simak-kerjakan dalam pengajaran menyimak digunakan
dalam memperkenalkan dan membiasakan siswa akan suruhan atau
perintah. Biasanya suruhan atau perintah itu tersirat dalam kata kerja
dasar, kata kerja berakhiran –kan, -i, atau –lah. Model suruhan atau
perintah dipersiapkan oleh guru lalu disampaikan secara lisan kepada
siswa.
d. Simak-terka
Dalam teknik simak-terka, guru menyiapkan deskripsi suatu
benda tanpa menyebutkan nama bendanya. Deskripsi tersebut
disampaikan secara lisan kepada siswa, kemudia siswa diminta
menerka nama benda itu.
2. Teknik pembelajaran berbicara
a. Ulang-ucap
Teknik
ulang ucap menggunakan suara guru atau rekaman
suara guru sebagai sumber belajar siswa. Model pengucapan yang di
ucapkan guru atau rekaman yang diperdengarkan kepada siswa harus
dipersiapkan dengan teliti. Suara yang digunakan harus jelas,
intonasi cepat, dan kecepatan berbicara normal. Siswa diminta untuk
mendengarkan dengan teliti lalu mengucapkan kembali sesuai
dengan model.
b. Lihat-ucapkan
Teknik lihat-ucapkan menggunakan sebuah objek atau benda
sebagai sumber belajar siswa. Guru memperlihatkan kepada siswa
benda tertentu kemudian siswa menyebutkan nama benda tersebut,
benda-benda yang diperlihatkan disesuaikan dengan lingkungan
siswa. Bila bendanya tidak ada atau tidak memungkinkan di bawah
kelas, benda tersebut dapat diganti oleh tiruannya atau gambarnya.
c. Memerikan
Memerikan berarti menjelaskan, menerangkan, melukiskan
ataumendeskripsikan sesuatu. Siswa disuruh memperlihatkan sesuatu
berupa benda atau gambar, kesibukan lalu lintas, melihat
pemandangan atau gambar secara teliti. Kemudian siswa diminta
memerikan sesuatu yang telah dilihatnya.
d. Menjawab
pertanyaan
Siswa yang susah atau malu berbicara, dapat dipancing untuk
berbicaradengan menjawab pertanyaan mengenai dirinya, misalnya
mengenai nama, usia, tempat tinggal, pekerjaaan orang tua, dan
sebagainya.
e. Bertanya
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
merupakan salahsatu cara agar siswa berlatih berbicara. Melalui
pertanyaan siswa dapat menyatakan keingintahuannya terhadap
sesuatu hal. Tingkat atau jenjang pertanyaan yang diutarakan
melambangkan tingkat kedewasaan siswa. Melalui pertanyaanpertanyaan yang sistematis siswa dapat menemukan sesuatu yang
diinginkannya.
3. Teknik pembelajaran membaca
a. Membaca survei
Kegiatam membaca yang bertujuan untuk mengetahui gambaran
umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan, membaca survei
merupakan kegiatan membaca misalnya melihat judul, pengarang,
daftar isi dll.
b. Membaca sekilas
Kegiatan membaca yang menyebabkan mata kita bergerak cepat
melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan
mendapatkan informasi secara cepat (skimming). Skimming bertujuan
untuk mengetahui topik bacaan, mengetahui pendapat orang,
mendapat bagian penting tanpa membaca seluruhnya, dan
menyegarkan apa yang pernah dibaca.
c. Membaca dangkal
Kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang
dangkal dari bahan bacaan yang kita baca. Bahan bacaannya
merupakan bahan bacaan yang ringan karena tujuannya untuk
mencari kesenangan.
d. Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah proses melisankan sebuah tulisan dengan
memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat, yang
diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca (Kamidjan).
e. Membaca dalam hati
Membaca dalam hati pada dasarnya adalah membaca dengan
mempergunakan ingatan visual(visual memory), melibatkan
pengaktifan mata dan ingatan.Tujuan utama membaca dalam hati
(silent reading)adalah untuk memperoleh informasi(Tarigan
2008:30).
f. Membaca kritis
Kegiatan membaca yang dilaksanakan secara bijaksana, penuh
tenggang rasa, evaluatif, serta analitis, dan bukan mencari kesalahan
penulis.
4. Teknik pembelajaran menulis
Upaya yang dilakukan guru agar siswa senang menulis adalah memberi
kebebasan kepada siswa untuk mau menulis apa yang disenanginya
sesuai dengan perkembangan tema pembelajaran yang dilaksanakan.
a. Menulis abjad
Menulis abjad dilakukan dengan cara setiap siswa diberikan tugas
untuk meniru tulisan beberapa huruf lepas yang dicontohkan guru.
1) Tujuan:
a) Pengenalan huruf
b) Mengidentifikasi lafal
2) Materi:
Huruf kapital dan huruf biasa dari Aa sampai Zz. Huruf lepas
yang akan ditulis berukuran besar +/- 15x10 cm.
3) Prosedur:
a) Guru menjelaskan tujuan, langkah-langkah pembelajaran
dan memberikan apersepsi.
b) Siswa mengamati contoh huruf yang akan ditulis.
c) Masing-masing siswa diberi tugas menulis huruf-huruf
tertentu.
d) Masing-masing siswa menulis huruf yang telah ditentukan
guru. Setiap hasil kerja diberi nama pembuatnya.
e) Setiap hasil kerja ditempel di papan pajangan.
b. Menulis Kegiatan
Daya ingat anak sekolah dasar terhadap suatu kegiatan yang
menarik atau yang membawa kesan tersendiri akan sangat mudah
diingat anak. Bagi siswa sekolah dasar, untuk mengkonstruksi daya
ingat terhadap peristiwa yang pernah dialami secara berulang-ulang
merupakan objek ide yang terdekat. Sehingga dengan ide tersebut
anak dapat diajak untuk menulis kegiatan atau membuat karangan
sederhana.
c. Menulisi Gambar Kesayangan
Gambar yang telah dibuat siswa ditulisi sesuai dengan
keinginannya, seolaholah gambar itu bercerita sesuai dengan apa
yang ada pada imajinasi siswa.
d. Menulis Bentuk Gambar
Variasi menulis puisi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satunya adalah baris-baris kalimat itu seolah-olah sebagai garis
coretan yang membentuk gambar tertentu.
PENTINGNYA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNTUK TINGKAT SEKOLAH DASAR
Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa Sekolah Dasar memiliki peran
yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak. Terlebih
Sekolah Dasar merupakan awal pengembagan potensi berbahasa anak yang
sebelumnya telah dimiliki atau dipelajari di jenjang sebelumnya. Pembelajaran
Bahasa Indonesia teragi menjadi pembelajaran untuk kelas tinggi dan kelas awal.
Keduanya merupakan proses berkesinambungan untuk mencapai tujuan
pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia tentunya tidak
biasa-biasa saja bahkan bisa dibilang cukup sulit karena setiap siswa memiliki
pengalaman yang berbeda. Misalnya siswa diminta menulis sebuah cerita tentang
mainan kesenangan. Sebelumnya anak tentunya telah memiliki bekal pelajaran
menulis permulaan di kelas awal.
Pembelajaran Bahasa Indonesia akan disampaikan bersamaan dengan mata
pelajaran lain sesuai pendekatan tematik yang sudah ditetapkan oleh pemerintah
pusat. Mengingat hal tersebut, guru hendaknya bisa menyusun persiapan
pembelajaran dan pengajaran Bahasa Indonesia dengan baik. Oleh karena masalah
persiapan pembelajaran itu selalu terkait dengan pendekatan, metode dan teknik
maka masalah tersebut harus dikuasai oleh guru. Pembelajaran dengan berbagai
teknik, metode, dan pendekatan yang akan memudahkan siswa memahami apa
yang sedang dipelajari harus selalu diutamakan guru. Selain itu manfaat dari pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa bisa lebih paham dan mengenal karya intelektual dan sastra Indonesia. Seiring berkembangnya bahasa, pentingnya pembelajaran bahasa pada SD atau Sekolah Dasar merupakan hal yang sangat fundamental. Karena pada kasta pendidikan ini aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia pertama kali dikenalkan, dimulai, diarahkan dan direncanakan.Selain itu bahasa adalah pusat yang bisa membuat perkembangan budaya, sosial, intelektual dan emosional menjadi lebih dinamis. Karena bahasa adalah pengantar pendidikan pada setiap level pendidikan.Bahasa juga merupakan kunci dari naiknya kualitas pendidikan untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan yang digunakan untuk berpikir logis, kritis dan terstruktur.Saat pembelajaran berlangsung, guru diharapkan untuk proaktif, ini bertujuan agar pembelajaran bahasa bisa lebih hidup, sehingga suasana kelas bisa lebih bersemangat dan siswa bisa termotivasi untuk belajar bahasa.
Bila guru mendapat kesukaran dalam mengajar bahasa Indonesia. Guru harus bisa berinisiatif untuk meng-upgrade diri. Selain bisa menguntungkan guru, hal tersebut juga bisa menguntungkan siswa, karena siswa yang pintar berasal dari guru yang cerdas.Pada pelaksanaan pembelajaran bahasa, terdapat fokus utama, yakni pembelajaran harus sesuai dengan kondisi dunia nyata siswa. Caranya adalah dengan memberikan contoh yang sesuai dengan pemahaman siswa tentang kondisi sekitarnya ketika guru menyampaikan sebuah materi bahasa.Agar pembelajaran semakin dipahami siswa, guru juga harus memberikan sedikit suntikan seni (bisa berupa karya sastra, musik, pertunjukan, film dsb), karena seni sangat mudah mencair dengan kehidupan siswa (manusia), contohnya adalah dengan membacakan novel, cerita bergambar, cerpen, film, puisi dsb.